Essai Bulan April: "Pendidikan di Era AI: Menakar Masa Depan Peran Guru di Era Kecerdasan Buatan"

Di era digital yang berkembang pesat, teknologi informasi telah mengubah cara kita bekerja. Kehadiran Kecerdasan Buatan (AI) membuat berbagai tugas menjadi lebih mudah dan efisien. AI mampu mengotomatisasi proses, menganalisis data kompleks, dan mempercepat pengambilan keputusan. Banyak perusahaan kini mengintegrasikan AI sebagai bagian dari strategi bisnis mereka.Tak hanya menjadi alat bantu, AI telah menjadi mitra strategis dalam berbagai sektor. Khususnya, lebih dari 99% perusahaan Fortune 500 teratas telah mengadopsi AI, menyadari potensinya untuk meningkatkan operasi dan mendorong inovasi (Kumar, 2025). Tidak terelakkan pada sektor pendidikan yang kini juga mulai mengadopsi peran AI untuk membantu siswa memahami materi yang disesuaikan dengan kecepatan dan gaya belajar mereka, sementara guru dapat fokus pada pengembangan keterampilan interpersonal dan karakter siswa. Namun kini muncul pertanyaan, akankah kehadiran Artificial Intelegent (AI) mampu menggantikan peran tenaga pendidik?

Dahulu, seorang guru memiliki peran sentral dalam proses pembelajaran, bertindak sebagai sumber informasi utama dan pembimbing bagi siswa. Mereka tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga memfasilitasi diskusi, mendorong rasa ingin tahu, dan membangun hubungan interpersonal yang mendukung perkembangan karakter siswa. Di sisi lain, AI hadir dengan kemampuan untuk mengotomatiskan banyak aspek pembelajaran, seperti menyediakan materi yang dipersonalisasi, mengevaluasi kemajuan siswa secara real-time, dan bahkan memprediksi kesulitan belajar yang mungkin dihadapi. Salah satu penerapan utama AI di bidang pendidikan adalah melalui pengembangan sistem pembelajaran adaptif. Sistem ini memanfaatkan algoritma untuk menganalisis data kemajuan belajar siswa dan menyesuaikan konten pembelajaran berdasarkan kebutuhan masing-masing individu. Dengan pendekatan ini, siswa yang memiliki ritme belajar berbeda-beda dapat menikmati pengalaman belajar yang lebih personal dan efisien (Isdayani, 2023).

Namun, pemberian pendidikan kepada pelajar tidak hanya berfokus pada materi pembelajaran. Tenaga pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter siswa. Sebagai mentor, guru tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademik, tetapi juga memberikan bimbingan, motivasi, dan inspirasi untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka (Septiani & Ramadani, 2025). Pendidikan yang efektif mencakup lebih dari sekadar aspek akademis, ia juga mencakup pembelajaran interpersonal dan pengembangan emosi di mana unsur-unsur ini yang sulit diperoleh melalui kecerdasan buatan (AI). Guru berperan sebagai fasilitator yang membangun lingkungan belajar yang mendukung, di mana siswa dapat mengembangkan keterampilan sosial, empati, dan kemampuan berkomunikasi. Melalui interaksi langsung, guru dapat mengenali kebutuhan individual siswa, memahami tantangan yang mereka hadapi, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan. Dengan demikian, meskipun AI menawarkan solusi inovatif dalam proses pembelajaran, kehadiran seorang guru tetap krusial dalam membentuk pribadi yang utuh dan siap menghadapi tantangan di dunia nyata.

Penulis: Radysa Puteri Maharani

Referensi:
Isdayani, Thamrin, A. N., & Milani, A. (2024). Implementasi Etika Penggunaan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Sistem Pendidikan dan Analisis Pembelajaran di Indonesia. Digital Transformation Technology (Digitech), 714-723.

Kumar, N. (2025). 105 Statistik AI (2025) – Data Adopsi & Pertumbuhan. Sacramento: DemanStage.

Septiani, R. A., & Ramadani, A. N. (2025). AI: Apakah Guru Masih Punya Peran di Masa Depan. Inspirasi Dunia: Jurnal Riset Pendidikan dan Bahasa, 263-272.

Posting Komentar untuk "Essai Bulan April: "Pendidikan di Era AI: Menakar Masa Depan Peran Guru di Era Kecerdasan Buatan""