Essai Bulan Agustus: "DARI MANGA KE MASSA: TRANSFORMASI SIMBOL ONE PIECE JADI GERAKAN SOSIAL MENYUARAKAN KRITIK"

Dalam beberapa pekan menjelang perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 pada 17 Agustus 2025, muncul fenomena unik, yaitu pengibaran bendera Jolly Roger dengan topi Jerami simbol kelompok Straw Hat Pirates dari manga/anime One Piece mendadak dijadikan lambang protes kreatif oleh para seniman, pelajar, aktivis, serta Masyarakat umum. Simbol ini dicat di tembok, aspal jalanan, dipasang di kendaraan, dan dijual secara viral. Bentuk ekspresi ini menyoroti ketidakpuasan dan kritikan masyarakat terhadap isu “Indonesia Gelap” seperti korupsi, pengangguran, nepotisme, dan kebijakan kontroversial dari pemerintah (BBC News, 2025). Fenomena ini sontak menuai perhatian publik, sekaligus memicu perdebatan hangat. Sebagian pihak memandangnya sebagai bentuk kreativitas dan kebebasan berekspresi, sementara pihak lain yaiut kebanyakan aparat dan pejabat menganggapnya melanggar norma dan menodai serta ancaman terhadap simbol nasional negara seperti bendera merah putih. Bahkan, dibeberapa wilayah, bendera One Piece ini telah disita dan muralnya dihapus, hal ini tentu memicu diskusi baru tetntang batas kebebasan berpendapat di Indonesia (Rofiq, 2025).

Dari sudut pandang penulis, pengangkatan simbol One Piece sebagai media protes mencerminkan kreativitas dan adaptasi budaya muda yang unik. fenomena ini mencerminkan pergeseran strategi komunikasi publik generasi muda. Di era digital, simbol populer dari budaya pop seperti One Piece menjadi sarana efektif untuk menyampaikan pesan protes karena memiliki kekuatan visual yang kuat, mudah dikenali lintas usia, dan mampu menciptakan koneksi emosional. Tidak seperti slogan politik atau data statistik yang cenderung kaku, penggunaan simbol fiksi memberi nuansa segar dan mengundang rasa ingin tahu. Lebih jauh, fenomena ini juga membawa dampak ekonomi yang tidak dapat diabaikan. Lonjakan permintaan terhadap merchandise One Piece, seperti bendera, kaos, dan stiker, menunjukkan adanya efek domino terhadap sektor ekonomi kreatif. Pedagang online dan UMKM yang memproduksi barang dengan desain serupa ikut merasakan peningkatan penjualan. Hal ini membuktikan bahwa gerakan sosial berbasis budaya pop tidak hanya berdampak pada ranah politik dan sosial, tetapi juga dapat memicu sirkulasi ekonomi.

Namun, di balik kreativitas tersebut, muncul tantangan serius terkait persepsi dan regulasi. Pemerintah yang terlalu menekankan aspek formalitas cenderung gagal menangkap esensi pesan yang ingin disampaikan oleh masyarakat. Padahal, simbol seperti ini sejatinya adalah medium dialog non-verbal yang dapat dijadikan pintu masuk untuk memahami aspirasi publik. Menanggapi dengan pendekatan represif hanya akan memperlebar jurang antara pemerintah dan generasi muda, sekaligus mengurangi ruang kreatif yang merupakan ciri khas demokrasi sehat. Oleh karena itu, pendekatan yang lebih inklusif, dialogis, dan adaptif terhadap bahasa simbolik generasi muda menjadi penting.

Fenomena transformasi simbol One Piece dari sekadar ikon fiksi menjadi alat perlawanan sosial menunjukkan bahwa budaya pop memiliki kekuatan yang melampaui hiburan. Ia mampu mengikat solidaritas, menggerakkan massa, dan bahkan mempengaruhi perekonomian. Menghargai dan memahami simbol-simbol ini bukan berarti mendukung seluruh isi pesannya, tetapi mengakui bahwa di dalamnya terdapat denyut aspirasi rakyat yang patut didengar. Di tengah dunia yang semakin terhubung secara digital, mengabaikan bahasa simbolik sama saja dengan menutup mata terhadap cara komunikasi baru masyarakat.

Penulis: Az Zahwa Maghfirah

REFERENSI

BBC News. (2025). How a cartoon skull became a symbol of defiance in Indonesia. Diakses pada 12 Agustus 2025, dari https://www.msn.com/en-us/news/world/how-a-cartoon-skull-became-a-symbol-of-defiance-in-indonesia/ar-AA1K2O0W?ocid=BingNewsVerp

Rofiq, A. (2025, August 3). Bendera One Piece Milik Pemuda Tuban Disita Aparat Usai Didatangi. DetikJatim. Diakses pada 12 Agustus 2025, dari https://www.detik.com/jatim/berita/d-8043287/bendera-one-piece-milik-pemuda-tuban-disita-aparat-usai-didatangi


Posting Komentar untuk "Essai Bulan Agustus: "DARI MANGA KE MASSA: TRANSFORMASI SIMBOL ONE PIECE JADI GERAKAN SOSIAL MENYUARAKAN KRITIK""